Laman

Minggu, 21 Juli 2013

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM MASA RASULULLAH SAW

Disusun oleh :
DWI EKARSI WULANDARI



BAB I :
PENDAHULUAN

Sejarah pendidikan Islam mempunya manfaat bagi umat Islam dalam meneladani proses pendidikan Islam semenjak masa Rasulullah SAW, masa sahabat ulama-ulama besar dan zaman para pemuka gerakan pembaruan pendidikan Islam. Secara akademis sejarah pendidikan Islam bermanfaat untuk mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam sehingga dapat untuk memecahkan problematika pendidikan Islam dimasa kini karena kemajuan IPTEK.[1]
Pola pendidikan yang dirumuskan oleh negara barat muatan nilai ruhiyahnya sangatlah minim dan lebih mengedepankan logika materialisme serta memisahkan antara Agama dengan kehidupan. Implikasi yang dapat dirasakan namun jarang disadari adalah munculnya degradasi moral yang dialami oleh generasi masa kini.
Periode klasik merupakan masa gemilang (the golden age) bagi umat Islam yang meliputi banyak aspek kehidupan. Agama Islam memberikan motivasi yang sangat jelas agar pemeluknya berkarya untuk mencapai kemajuan dan kejayaan. Kemajuan dan kejayaan tercapai karena ilmu pengetahuan yang melalui proses pendidikan.
Allah SWT mengutus seorang Rosul yaitu Muhammad Rasulullah SAW untuk merubah prilaku jahiliyah Bangsa Arab Salah satu usaha keras beliau adalah menanamkan proses pendidikan yang sangat baik. Pendidikan masa Rasulullah SAW sesuai dengan kondisi sosial politik pada masa itu melalui tahapan yang terbagi pada periode mekkah dan periode madinah.
Pada periode Mekkah, Nabi Muhammad lebih menitik beratkan pembinaan moral dan akhlak serta tauhid kepada masyarakat Arab yang bermukim di Mekkah dan pada periode di Madinah Nabi Muhammad SAW melakukan pembinaan di bidang sosial politik. Disinilah pendidikan Islam berkembang pesat.


BAB II :
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
 MASA RASULULLAH SAW

Sejarah pendidikan Islam hakekatnya tidak terlepas dari sejarah Islam. Sejarah dalam bahasa Arab disebut Tarikh yang berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yag masih ada.[2]
Secara terminologi sejarah berarti keterangan yang telah terjadi dikalangan masyarakat dimasa lampau atau masa sekarang. Sejarah mengungkapkan peristiwa-peristiwa masa silam, baik peristiwa sosial, politik, ekonomi maupun Agama dan budaya dari suatu bangsa, negara atau dunia.
KONDISI PENDIDIKAN MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM
Kondisi sosial dalam masyarakat Arab terbagi dalam beberapa kelas. Sikap masyarakat sangat diskriminatif antara satu sama lain atas dasar keturunan, kebangsaan, suku, bahasa , warna kulit, jenis kelamin dan status sosial. Situasi ekonomi dan politik mengikuti kondisi sosial sesuai dengan cara hidup mereka .
Menurut Munir Mursyi [3] pendidikan di negeri Arab pra Islam dilaksanakan melalui peniruan dan cerita. Anak – anak tumbuh dan berkembang meniru dan mendengar hikayat orang dewasa. Kaum Arab mengekspresikan dan membanggakan nilai- nilai kemasyarakatan dalam kabilahnya melalui syair –syair. Ilmu yang mereka kenal terbagi menjadi tiga bidang ilmu pengetahuan yaitu :
1.      Ilmu tentang nasab : keturunan, sejarah dan perbandingan Agama
2.      Ilmu ru’ya : mimpi
3.      Ilmu tenung : sihir
Kaum Arab dikenal tidak bisa baca tulis (ummi), mereka hanya mengandalkan otak dalam menghafal dan meriwayatkan syair. Oleh karena itu mereka tidak memiliki buku untuk mewariskan ilmu pengetahuan kecuali dengan menghafal.
 PENDIDIKAN ISLAM MASA RASULULLAH SAW
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira di Mekkah pada tahun 610 M, yang artinya: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam). Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.[4]
Kemudian disusul oleh wahyu yang artinya: Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan janganlah kamu member (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.[5]
Dengan turunnya wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah, supaya bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan Islam.
Pendidikan masa Rasulullah SAW, sesuai dengan kondisi sosial politik pada masa itu, dimana terbagi menjadi 2 periode yaitu :
A.    Periode Mekkah
Inti pendidikan dan pengajaran yang diberikan Rasulullah selama di Mekkah ialah pendidikan keAgamaan dan akhlak serta menganjurkan kepada manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta.
Pembinaan pendidikan Islam periode Mekkah meliputi:[6]
·         Pendidikan keAgamaan
·         Pendidikan aqliyah dan Ilmiah
·         Pendidikan Akhlak dan budi pekerti
·         Pendidikan jasmani atau kesehatan         
 Secara lebih sederhana, pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah di Mekkah merupakan prototype yang bertujuan untuk membina pribadi muslim agar menjadi kader yang berjiwa kuat dan dipersiapkan menjadi masyarakat Islam, mubaligh dan pendidik yang baik.
Sesuai karakteristik perkembangan pendidikan Islam, maka tahapan pendidikan Islam periode Mekkah terbagi menjadi :
1.      Tahapan sembunyi
Dengan diturunkannya wahyu pertama, Rasulullah mulai membimbing dan mendidik umatnya. Pada awalnya beliau melakukan dengan cara diam –diam dilingkungan sendiri diantara orang- orang terdekatnya. Rumah Al- Arqam bin Abil Arqam menjadi lembaga pendidikan Islam pertama sebagai tempat pertemuan Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Disanalah Rasulullah SAW mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok Agama Islam dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) alqur’an.

2.      Tahapan terang terangan
Setelah sekitar 3 tahun kemudian turun wahyu agar Rasulullah SAW berdakwah secara terang-terangan. Firman Allah SWT : Maka sampaikan olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan(kepadamu) dan berpalinglah dari orang musyrik ( QS.Al Hijr : 94 )
Perintah dakwah terang-terangan ini seiring dengan semakin bertambah banyaknya jumlah sabahat Nabi SAW serta untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya dari kaum quraisy, namun hal itu tidak menggoyahkan semangat untuk terus mempelajari ajaran Islam dan terus berdakwah.
3.      Tahapan seruan umum
Kemudian Rasulullah SAW merubah strategi dakwah dengan seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Hal ini dilakukan pada musim-musim haji , ketika banyak kaum diluar Mekkah berdatangan untuk melaksanakan haji. Pada tahapan ini berkat semangat yang tinggi dari para sahabat dalam mendakwahkan ajaran Islam, maka seluruh penduduk Yatsrib masuk Islam kecuali orang – orang Yahudi.
B.     Periode Madinah
Periode pendidikan Islam di Madinah melalui pendekatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad pada masa ini selain sebagai pemimpin keAgamaan juga sebagai kepala Negara.
Cara Rasulullah melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan Islam di Madinah :
a.      Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru
1.      Memperkokoh persatuan kaum muslimin
2.      Menciptakan usaha mandiri untuk memenuhi kebuTuhan sehari hari
3.      Membentuk tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur
4.      Mengembangkan sarana komunikasi efektif melalui masjid sebagai pusatnya.
5.      Perjanjian persahabatan dengan kaum yahudi antara lain toleransi berAgama.

b.      Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan
Materi pendidikan sosial dan kewarnegaraan Islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan disempurnakan dengan ayat-ayat yang turun selama periode Madinah.
Tujuan pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran konstitusi Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan bangsa Arab maupun dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
c.       Pendidikan anak pada masa Rasulullah
Anak merupakan pewaris ajaran Islam dan sebagai generasi penerus melanjutkan misi menyampaikan Islam ke seluruh penjuru alam.
Peringatan-peringatan dalam Al Qur’an berkaitan dengan itu:
·         Pada Surat At-Tahrim ayat 6 : Peringatan agar kita menjaga diri dan anggota keluarga (termasuk anak-anak) dari kehancuran (api neraka).
·         Pada Surat An-Nisa ayat 9 :
Anjuran tidak meninggalkan anak dan keturunan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
·         Pada Surat Al-Furqan ayat 74 : Allah SWT memperingatkan bahwa orang yang mendapatkan kemuliaan antara lain adalah orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada Allah SWT, agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati.[7]
Garis-garis besar materi pendidikan anak dalam Islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana dalam Surat Luqman ayat 13-19 adalah : Pendidikan Tauhid, Pendidikan Shalat, Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat,Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga, Pendidikan kepribadian,Pendidikan kesehatan,Pendidikan akhlak.
Perbedaan ciri pokok pembinaan pendidikan Islam periode kota Mekkah dan kota Madinah:
  • Periode kota Mekkah:
Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Mekkah adalah pendidikan tauhid yang menitik beratkan menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
  • Periode kota Madinah:
Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Mekkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
BAB III :
KURIKULUM DAN METODE PENDIDIKAN MASA RASULULLAH SAW

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MASA RASULULLAH SAW
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka. Aplikasi kurikulum dalam pendidikan Islam berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didik kearah tujuan tertinggi pendidikan Islam melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan , tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna(insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum Islam.[8]
Mengindentifikasikan kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah tidak mudah sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Beliau menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Sistem Pendidikan Islam lebih bertumpu kepada Nabi SAW. Perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah membuka pintu gerbang pengetahuan bagi manusia dengan mendidik. Selain itu beliau diutus untuk menyebarkan pesan pesan yang terkandung dalam Al Qur’an. Rasulullah memiliki otoritas untuk menentukan materi materi pendidikan , yaitu dapat dibedakan menjadi :
a.      Periode Mekkah
a)        Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat ayat Makkiyah sejumlah 93 surah pendek dan petunjuk Rasulullah SAW yang dikenal dengan sunnah dan hadits
b)        Materi pengajarannya menitikberatkan pada keimanan, ibadah dan akhlak


b.      Periode Madinah
Pada fase madinah materi pendidikan yang diberikan cakupannya lebih kompleks yaitu :
a)      Memperluas dan memperdalam materi yang telah diajarkan pada periode mekkah yaitu :[9]
1.      Hafalan dan penulisan Alqur’an
2.      Pemantapan ketauhidan umat
3.      Tulisan baca Al Qur’an
4.      Sastra Arab
b)      Membangun lembaga masjid sebagai tempat pelaksanaan pendidikan.
c)      Pendidikan ukhuwah(persaudaraan) antara kaum muslimin, dengan bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada saat itu
d)     Pendidikan kesejahteraan sosial yaitu pemenuhan kebuTuhan pokok sehari hari. Jalinan kerjasama antara kaum Muhajirin dan kaum anshor
e)      Pendidikan kesejahteraan kaum kerabat. Rasulullah SAW menerapkan sistem kekeluargaan kekerabatan baru berdasarkan ketaqwaan kepada Alla SWT
f)       Pendidikan HANKAM (pertahanan dan keamanan ) dakwah Islam. Masyarakat muslimin dibawah bimbingan Rasulullah merupakan suatu negara yang berdaulat, hal ini menjadi dasar bagi usaha dakwah beliau dalam menyampaikan ajaran Islam ke seluruh umat manusia secara bertahap.
g)      Seluruh aspek ajaran Islam : Materi pendidikan Islam yang dilaksanakan Rasulullah SAW di Madinah sesuai dengan seluruh isi Al Qur’an dan Sunnah beliau.
METODE PENDIDIKAN MASA RASULULLAH SAW
Metode pendidikan yang Rasulullah SAW kembangkan dalam menyampaikan materi adalah sebagai berikut :
1.      Metode Ceramah : menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan- penjelasan dan keterangan.
2.      Dialog : metode ini dipergunakan ketika berkomunikasi dengan para sahabat dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dakwah ajaran Islam
3.      Diskusi atau tanya jawab
4.      Metode perumpamaan
5.      Metode kisah
6.      Metode pembiasaan
7.      Metode hafalan : para sahabat menghafal untuk menjaga Al Qur’an
Aplikasi penggunaan metode diatas dalam menyampaikan materi pendidikan   adalah  :
a.       Materi keimanan : Melalui tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan didukung oleh bukti-bukti rasional dan ilmiah
b.      Materi ibadah : disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah diikuti masyarakat
c.       Materi akhlak : Rasulullah menitikberatkan pada metode peneladanan. Beliau tampil dalam kehidupan sebagai seseorang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Ruang lingkup pendidikan Agama Islam meliputi keserasian dan keseimbangan antara lain :[10]
1.      Hubungan manusia dengan Allah SWT
2.      Hubungan manusia dengan sesama manusia
3.      Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
4.      Hubungan manusia dengan makhluk lainnya dan lingkungannya.
Untuk melaksanakan fungsinya sebagai pendidik Rasulullah SAW telah melakukan serangkaian kebijaksanaan yang sangat strategis. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan Rasulullah SAW merupakan mukjizat luar biasa, yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa.
Wahyu terakhir Alqur’an yang turun di Padang Arafah ketika Rasulullah melakukan ibadah Haji Wada’ terakhir , firman Allah SWT : ”Pada hari ini telah Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu dan Aku telah ridha Islam jadi Agamamu”[11]
Dengan turunnya wahyu terakhir ini berarti selesai tugas Nabi Muhammad SAW dalam mendidik umatnya.
BAB V :
KESIMPULAN

1.      Pendidikan masa Rasulullah SAW, sesuai dengan kondisi sosial politik pada masa itu, dimana terbagi menjadi 2 periode yaitu :
a.       Periode Mekkah
b.      Periode Madinah
2.      Sesuai karakteristik perkembangan pendidikan Islam, maka tahapan pendidikan Islam periode Mekkah terbagi menjadi :
a.       Tahapan sembunyi
b.      Tahapan terang-terangan
c.       Tahapan seruan umum
3.      Perbedaan ciri pokok pembinaan pendidikanIIslam masa Rasulullah pada :
·         Periode kota Mekkah: Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Mekkah adalah menitik beratkan menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim agar tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
·         Periode kota Madinah: Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Mekkah:
4.      Mengindentifikasikan kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah tidak mudah sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Beliau menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya
5.      Metode pendidikan yang Rasulullah terapkan dan kembangkan di dalam menyampaikan materi adalah metode ceramah dialog, perumpamaan, diskusi, perumpamaan, kisah dan hafalan.
6.      Rasulullah SAW telah melakukan serangkaian kebijaksanaan yang sangat strategis dalam melaksanakan fungsinya sebagai pendidik. Proses transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai – nilai spiritualisme yang dilakukan beliau merupakan mukjizat yang luar biasa.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Sejarah pendidikan Islam, Prof .DR.Ramayulis, Kalam mulia , cet1 th 2012
2.      Ilmu Pendidikan Islam, Prof. Dr Ramayulis , Kalam Mulia edisi revisi cet.7 th. 2008
3.      Dra.Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara cet.9,2008
4.      Mahmud Yunus , Sejarah Pendidikan Islam
5.      Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, Munawar Cholil, (1969 : penerbit Bulan Bintang-cet,15)




[1] Sejarah pendidikan islam prof .DR.Ramayulis hal 8  ,kalam mulia, 2012
[2] Munawar cholil, kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW(1969 : bulan bintang-cet,15)
[3] Muhammad munir mursyi, al tarbiyyatal islainiyyat di kutip dr buku Ramayulis sejarah pendidikan islam
[4] (Q.S. Al-Alaq: 1-5)
[5] (Q.S. Al-Mudatsir: 1-7)
[6] Mahmud Yunus , Sejarah Pendidikan Islam
[7] Dra.Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara cet.9,2008 hal 55
[8] Prof Dr Ramayulis ilmu Pendidikan islam hal 152
[9] Prof. Dr. Ramayulis Sejarah pendidikan islam hal 37-38
[10]  Sejarah pendidikan  islam , prof Dr Ramayulis, hal.45
[11] Qs Almaidah : 3 

1 komentar: